Selasa, 20 Desember 2016

Komponen Elektronika



Komponen Elektronika, Jenis, Gambar dan Fungsinya

Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-komponen Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.

RESISTOR
            Pengertian Resistor


Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

 




Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.Resistor dapat dibuat dari bermacam-maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar. 
 
*      Fungsi Resistor
Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :
·         Sebagai Pembatas Arus listrik
·         Sebagai Pengatur Arus listrik
·         Sebagai Pembagi Tegangan listrik
·         Sebagai Penurun Tegangan listrik


    Jenis-Jenis Resistor Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.
A. Fixed Resistor

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap.Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka. Anda dapat membaca artikel :Cara Menghitung Nilai Resistor berdasarkan Kode Angka dan Kode Warna


 Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya diantaranya adalah :
Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan.Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.
Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral.Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator.Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.

Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar  dan ketebalan spiral logam.
Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor). 

B. Variable Resistor

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur sesuai dengan keinginan.Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.


Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi.Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.

C. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu (Temperature).Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”.Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).

 D. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya. Untuk lebih jelas mengenai LDR, Silakan baca :Pengertian LDR dan Cara Mengukurnya
 

  Kode Warna Resistor
Kode warna dalam elektronika merupakan salah satu teknik penulisan nilai suatu komponen elektronika dengan warna. Warna-warna yang ada dalam kode warna untuk penulisan resistansi resistor adalah: resistor,warna resistor,kode warna resistor,nilai kode warna resistor,menghitung nilai resistor,cincin warna resistornilai resistor,hambatan resistor.
Pada suatu resistor cara penulisan nilai resistansi dengan kode warna ada 3 macam cara penulisan. Yaitu dengan penulisan kode warna 4 ring, 5 ring dan 6 ring warna.
 Perbedaan cara penulisan nilai resistansi dengan kode warna dalam resistor tersebut memiliki cara pembacaan yang berbeda pula. Berikut cara pembacaan cincin kode warna dalam resistor:
 
   Membaca Kode Warna Resistor 4 Ring
Untuk kode warna resistor 4 ring, ring warna ke 1 sampai 2 merupakan angka pertama dan kedua kemudian ring ke 3 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 4 merupakan nilai toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 5% maka penulisan dengan 4 ring warna adalah : Merah, Merah, Merah dan Emas.

 Membaca Kode Warna Resistor 5 Ring
 Untuk kode warna resistor 5 ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakan angka pertama, kedua dan ketiga kemudian ring ke 4 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5 merupakan nilai toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 1% maka penulisan dengan 5 ring warna adalah : Merah, Merah, Hitam, Coklat dan Coklat.

      Membaca Kode Warna Resistor 6 Ring
Untuk pembacaan nilai resistansi pada 6 ring warna sama dengan pada 5 ring warna , hanya pada ring warna ke 6 merupakan nilai koefisien suhu dari reistor tersebut. Untuk kode warna resistor 6 ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakan angka pertama, kedua dan ketiga kemudian ring ke 4 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5 merupakan nilai toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 1% 100ppm maka penulisan dengan 6 ring warna adalah : Merah, Merah, Hitam, Coklat, Coklat dan Coklat.

Dioda Jembatan

PengertianDioda Jembatan

Dioda bridge adalah komponen dari rangkaian penyusun elektronika yang bersifat semikonduktor dengan fungsinya sebagai penyelaras arus listrik.Salah satu perangkat elektronika yang menggunakan dioda bridge ini adalah pendingin ruangan berupa Air Conditioner (AC).Adanya istilah ‘bridge’ pada dioda bridge terkait adanya beberapa sambungan yang dapat menyambungkan dioda dengan komponen lainnya.Adanya sambungan ini sejumlah empat buah sehingga sambungan menyerupai jembatan. Hal inilah yang ditengarai menjadi penyebab nama dioda bridge diberikan selain berdasarkan fungsinya sebagai penyelaras arus bolak-balik yang biasanya memiliki tegangan yang cukup rendah.  

 

Adanya komponen penyusun perangkat elektronik ini dikarenakan temuan dari seorang ilmuwan asal Inggris bernama JA Fleming.Sebelum tahun 1904, ilmuwan ini menemukan masalah yang timbul akibat arus bolak-balik. Sehingga ia harus menemukan perangkat yang dapat mengatasi adanya efek arus listrik bolak balik ini. Hingga pada tahun 1904, temuan berupa diode bridge ini telah resmi dipatenkan di Britania Raya. Seiring hasil temuan dari ilmuwan ini, arus litrik bolak-balik dapat disearahkan sehingga akan menghasilkan kinerja dari perangkat elektronik yang lebih baik lagi. Perubahan yang signifikan dari adanya perangkat alektronik ini adalah dari perubahan arus bolak-baliknya. Arus bolak-balik yang terdapat dalam rangkaian dioda ini lambat laun dengan adanya dioda bridge atau jembatan dioda ini akan berubah menjadi aliran satu arah (DC), dengan begitu perangkat elektronik tidak akan mengeluarkan banyak tenaga sehingga akan meningkatkan kinerja dari perangkat elektronik.
Ternyata, jembatan dioda ini juga memiliki beberapa nama lain seperti dioda silikon. Dari dua unsur penyusun diode, yakni germanium dan silikon, dalam dioda jenis bridge ini terdapat kandungan silikon yang banyak dibanding germaniumnya.Hal inilah mengapa dioda bridge juga dikatakan sebagai diode silikon. Gabungan dari empat jembatan yang saling berhubungan ini akan membentuk suatu pengaturan tertentu yang akan menciptakan sususan jaringan input dan output. Adanya kedua jenis alur ini sangat memungkinkan setiap aliran yang masuk dan keluar hanya melalui satu jalur, sehingga tidak akan terwujud aliran atau tegangan dari dua arah yang berbeda. Selain dioda bridge yang biasa digunakan untuk AC, ada pula jenis-jenis dioda lainnya yang digunakan dalam komponen perangkat elektronik yang berbeda pula.
*      Fungsi Dioda Jembatan
Fungsi dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam satu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronikdari katup pada transmisi cairan dimana katup akan terbuka jika ada air yang mengalir dari belakang katup menuju ke depan, sedangkan katup akan menutup oleh air yang mengalir dari depan menuju ke belakang.
Fungsi diode yang lainnya adalah sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi sinyal DC.Untuk dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang penuh. Anda harus menggunakan 4 buah dioda yang dirangkai seperti jembatan atau dengan menggunakan 2 buah dioda dengan trafo yang memiliki center tap (CT).

TRANSISTOR
*      Pengertian transistor


Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.


*      Fungsi Transistor


*   Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar. Dengan mengontrol bias dari transistor hingga komponen ini menjadi jenuh, akan menyebabkan seolah-olah diperoleh hubungan singkat diantara emitor dan kaki kolektor. Fenomena ini lah yang dapat dimanfaatkan hingga transistor bisa dipakai sebagai saklar elektronika.
 
Perhatikan gambar diatas fungsi transistor sebagai saklar, yang merupakan rangkaian saklar elektronic dgn memakai transistor PNP serta transistor jenis NPN. Terlihat pula TR4 (PNP) serta TR3 (NPN) digunakan untuk mematikan dan menghidupkan LED.
TR3 digunakan sebagai pemutus serta penyambung hubungan diantara katoda-LED dgn ground. Dengan demikian apabila transistor dalam posisi ON maka LED akan nyala, sedangkan bila transistor dalam keadaan OFF maka LED menjadi mati. Dengan kaki emitor yang berhubungan dengan ground, maka kita harus melakukan cara tertentu agar transistor menyala. Caranya dengan membuat keadaan saklar SW1 menjadi ON hingga basis-transistor TR3 memperoleh bias yang bersumber dari tegangan positir, hal ini akan menyebabkan transistor jadi jenuh / ON kemudian kaki emitor dengan kaki kolektor menjadi tersambung. Sebaliknya, untuk membuat LED mati caranya adalah dengan membuat keadaan SW1 menjadi OFF.
Sebagai penyambung dan pemutus hubungan diantara tegangan positif dan anoda LED, digunakanlah TR4.Dengan begitu apagila transistor ON maka LED jadi menyala, sebaliknya bila transistor posisinya OFF maka LED jadi mati.Berbeda dengan penjelasan dalam paragraf sebelumnya, disini kaki emitor berhubungan dengan tegangan posifit. Karena itu untuk menyalakan transistor, kita harus mengatur keadaan saklar SW2 menjadi ON hingga basis transistornya T4 memperoleh bias dr tegangan negatif yang menyebabkan transistor jadi jenuh / ON  dengan psisi kakli emitor tersambung dengan kaki kolektor. Cara mematika LED nya sama, yaitu merubah posisi SW1 menjadi OFF.
*   Fungsi transistor sebagai  penguat arus adalah kegunaannya yang kedua. Guna komponen yang kedua ini membuatnya dapat digunakan dalam rangkaian power supply yang tegannya diset. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih dahulu dibias dengan tegangan yg konstan pd basisnya, tujuannya biardi emitor menghasilkan tegangan yg tetap. Umumnya yang dipakai untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.

*        Fungsi Transistor sebagai penguat arus .Kalau diperhatikan pada gambar fungsi transistor sebagai penguat arus diatas ada 2 regulator dgn polaritas tegangan keluar yg bebeda. Transistor TR5 / NPN digunakan sebagai regulator tegangan positif, kemudian transistor TR6/PNP dipakai sebagai regulator tegangan negatif. Tegangan basis di tiap-tiap transistor diawasi sehingga nilainya tetap dengan menggunakan dioda zener D4 dan D3. Keadaan ini akan menyebabkan tegangan yg keluar di emitor memiliki arus sejumlah per-kalian antara HFE transistor dengan arus basis.
Fungsi transistor yang terakhir adalah untuk menguatkan sinyal AC. Kegunaan komponen dalam hal ini haruslah memakai beberapa jenis tekhnik pembiasan basis-transistor.Ketika transistor bekerja untuk menguatkan sinyal AC, komponen ini digolongkan jadi beberapa tipe penguat, yaitu penguat kelas C; penguat kelas AB; penguat kelas B dan penguat kelas A.





 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar